Minggu, 02 Oktober 2011

Rumus Menghitung Masa Subur Sistem Kalender Cara Mencegah Kehamilan Hubungan Suami Isteri

"Banyak Anak Banyak Rejeki" adalah kepercayaan kuno orang zaman dulu karena semakin banyak anak maka semakin tenaga banyak sumber daya manusia yang dapat digunakan untuk membantu kegiatan ekonomi keluarga. Zaman modern sekarang ini justru menganggap dua anak cukup guna membentuk keluarga berencana atau keluarga berkualitas alias KB.
Berbagai cara dilakukan untuk mencegah kehamilan akibat hubungan rutin suami istri. Mulai dari memasang alat kontrasepsi, minum pil KB, sterilisasi pria (vasektomi), sterilisasi wanita (tubektomi), hingga cara tradisional sistem kalender. Cara kalender bisa meleset karena tingkat ketepatannya hanya 60% sampai 70%.
Rumus Menghitung Masa Subur Wanita / Perempuan Sistem Kelender :
Masa Subur = Hari Terakhir Haid Menstruasi + 13
Masa Prasubur = Masa Subur -3 & Masa Subur + 3
Contoh : Jika hari terakhir mens adalah tangal 10 maka tanggal masa subur adalah tanggal 23, masa prasubur awal tanggal 20 dan masa prasubur akhir tanggal 26.
Agar lebih tepat sebaiknya melakukan pencatatan 6 siklus haid terakhir untuk menentukan masa prasubur. Kurangi dan tambahkan 3 hari pada siklus terpendek dan terpanjang dari catatan yang telah dibuat.
Jadi berhati-hatilah dalam berhubungan suami isteri ketika masa subur istri tanpa alat kontrasepsi atau teknik KB lainnnya yang dapat mencegah kehamilan. Pelajari dengan baik sebelum menentukan metode pencegah kehamilan yang tepat dengan ahli kadungan seperti dokter dan bidan.
Sistem kalender dalam menentukan masa subur hanya dapat digunakan pada wanita yang teratur mens 28 sampai 35 hari. Rokok dan gizi buruk juga mempengaruhi rutinitas keluarnya sel telur.
Tambahan :
- Ada sistem perhitungan kalender lain yang menggunakan waktu masa subur 14 hari dengan jeda masing-masing 2 hari di awal dan di akhir.
- Gunakan alat tes masa subur yang dijual bebas dengan media air seni perempuan untuk mengetahui kapan subur dan kapan tidak subur dengan tingkat ketepatan 90% sampai 95%.
- Cara lain adalah dengan cek lendir leher rahim dengan jari. Cek kekentalan cairan lendir tersebut dengan meletakkan lendir antara jari telunjuk dan ibu jari. Rekatkan keduanya lalu buat jarak 2 sampai 3 cm. Jika lendir putus maka tidak subur dan jika tidak putus maka sedang dalam masa subur. Cara ini mungkin hanya tepat 60% s/d 70% saja.
- Disarankan banyak membaca sumber lain sebagai pelengkap.
Sumber : KCM


ORIGINAL POSTED BY : http://organisasi.org/rumus-menghitung-masa-subur-sistem-kalender-cara-mencegah-kehamilan-hubungan-suami-isteri

58 Langkah APN

Untuk melakukan asuhan persalinan normal dirumuskan 58 langkah asuhan persalinan normal sebagai berikut (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2003):
1. Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin & memasukan alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah partus set.
3. Memakai celemek plastik.
4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn sabun & air mengalir.
5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.
6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set.
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan vulva ke perineum.
8. Melakukan pemeriksaan dalam - pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.
9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai – pastikan DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit).
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm, memasang handuk bersih untuk menderingkan janin pada perut ibu.
20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)
25. Melakukan penilaian selintas :
a. Apakah bayi menangi kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?
b. Apakah bayi bergerak aktif ?
26. Mengeringkan tubuh bayi nulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi atas perut ibu.
27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.
28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
31. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.
32. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.
34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva
35. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
36. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.
37. melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).
38. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
40. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik yang tersedia.
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.
44. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.
45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
50. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.
51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
53. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai pakaian bersih dan kering.
54. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum.
55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
56. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
57. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
58. Melengkapi partograf.

ORIGINAL POSTED BY : http://creasoft.wordpress.com/2009/01/08/58-langkah-apn-dan-sanggah-susur/

Jenis-jenis pil KB

Jenis-Jenis Pil KB

Pil KB merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang banyak digunakan. Pil KB disukai karena relatif mudah didapat dan digunakan, serta harganya murah.
Progestin dan Estrogen
Ada tiga jenis pil KB yaitu pil kombinasi, pil mini, dan pil kontrasepsi darurat. Disebut pil kombinasi karena pil KB jenis ini mengandung kombinasi derivat estrogen (cth: etinil estradiol) dan derivat progestin (cth: levonorgestrel) dalam dosis kecil. Sedangkan pil mini hanya mengandung progestin saja (cth: neretindron, norgestrel, atau linestrenol). Oleh karena itu, pil mini cocok untuk ibu menyusui karena tidak mengandung derivat estrogen sehingga tidak mempengaruhi produksi ASI. Contoh pil mini yang beredar di pasaran adalah exluton dan minipil.
Hormon progestin yang dikandung pil KB berfungsi untuk mengentalkan lendir pada mulut rahim, dengan demikian akan menghambat sperma masuk ke dalam rahim sehingga pembuahan sel telur terhambat. Sedangkan hormon estrogen bekerja menghambat pematangan dan pelepasan sel telur (ovulasi).
Baik pil kombinasi maupun pil mini, biasanya tersedia dalam kemasan strip berisi 28 butir. Dari jumlah ini, 21 diantaranya mengandung hormon sedangkan 7 sisanya hanya mengandung vitamin. Pil yang mengandung vitamin ini berfungsi sebagai pengingat dan biasanya warnanya berbeda dengan pil yang mengandung hormon.
Bagi ibu yang baru pertama kali menggunakan pil KB, pil pertama diminum pada hari pertama haid; untuk pil selanjutnya diminum sebutir setiap hari. Agar tidak lupa, sebaiknya pil KB diminum pada jam sama setiap harinya, misalnya setiap jam 7 malam.
Jika lupa minum 1 butir pil hormonal, maka harus segera diminum saat ingat. Jika ingatnya pada waktu akan meminum pil selanjutnya, maka pil kb diminum 2 butir sekaligus. Jika lupa meminum 2 butir atau lebih pil hormonal, maka dalam 7 hari gunakan kondom apabila melakukan hubungan seksual atau hindari hubungan seksual. Jika lupa meminum pil pengingat (yang hanya mengandung vitamin), maka buanglah pil pengingat yang terlupakan dan teruskan meminum pil selanjutnya.
Pil Kontrasepsi Darurat
Berbeda dengan pil kombinasi dan pil mini, pil kontrasepsi darurat tidak diminum secara teratur. Pil ini hanya diminum setelah melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan.
Pil ini sama sekali bukan untuk menggugurkan, tetapi hanya mencegah pertemuan sel telur dan sperma sehingga tidak terjadi pembuahan. Mekanismenya dengan cara mengentalkan lendir pada mulut rahim sehingga sperma terhambat untuk memasuki rahim. Oleh karena itu, agar efektif, pil ini harus sesegera mungkin diminum pasca hubungan seksual.
Salah satu contoh pil kontrasepsi darurat adalah strip yang terdiri dari dua tablet yang masing-masing berisi 0,75 mg Levonorgestrel (hormon progestin). Cara pemakaiannya adalah, tablet pertama diminum tidak lebih dari 120 jam setelah hubungan seksual tanpa pengaman. Sedangkan tablet kedua diminum 12 jam setelah tablet pertama diminum.
Demikian, semoga bermanfaat.

ORIGINAL POSTED BY : http://www.wartamedika.com/2009/08/jenis-jenis-pil-kb.html

Pil KB andalan

Komposisi
    Pil KB Andalan berbentuk kemasan untuk dikonsumsi selama 28 hari. Terdiri dari 21 tablet pil berwarna kuning yang setiap tabletnya mengandung 0.15 mg Levonorgestrel (hormon Progestin) dan 0.03 mg Etinilestradiol (hormon Estrogen) dan 7 tablet salut gula berwarna putih yang tidak mengandung hormon.
    Mekanisme Kerja Pil KB Andalan akan mencegah pelepasan sel telur yang telah diproduksi oleh indung telur sehingga tidak akan terjadi pembuahan. Hormon yang terkandung dalam pil KB Andalan akan memperkental lendir leher rahim sehingga mempersulit sel sperma masuk kedalam rahim. Hal ini berguna untuk mengurangi kemungkinan terjadinya pembuahan dan kehamilan. Selain itu, Pil KB Andalan akan menebalkan dinding rahim, sehingga tidak akan siap untuk kehamilan.
    Kualitas
    • Apabila digunakan secara rutin dan tepat waktu, Pil KB Andalan 99,7% ampuh mencegah kehamilan.
    • Kualitas telah memenuhi standard internasional
    • Membantu mencegah kehamilan di luar rahim, kanker indung telur, kanker rahim, kista dan kanker payudara
    • Hormon yang terkandung pada setiap pil merupakan perpaduan bahan yang sangat baik, sehingga kandungan hormon dan komposisi zat disetiap pil adalah sama. Hal ini tentu sangat berpengaruh untuk meminimalisasi kemungkinan efek samping dan meningkatkan efektifitas kerja dari pil ini.
    Keunikan Setiap produk tentu saja memiliki keunikan. Pil KB Andalan memiliki juga memiliki keunikan, antara lain:
    • Efek samping rendah
    • Nyaman
    • Menjaga siklus haid agar lebih teratur
    • Menjaga kestabilan berat badan
    • Menjaga kesehatan kulit
    • Kandungan hormon rendah
    • Kembali subur dengan cepat

    Efek Samping Pada umumnya, efek samping yang mungkin terjadi bersifat individual dan sementara dan terjadi di awal pemakaian seperti:
    • Mual
    • Sakit kepala ringan
    • Pada masa 3 bulan pertama mungkin akan terjadi spotting diantara masa haid

    Penting untuk diperhatikan Pada umumnya, efek samping yang mungkin terjadi bersifat individual dan sementara dan terjadi di awal pemakaian seperti:
    • Pil KB Andalan diminum di hari pertama haid
    • Pil KB Andalan harus diminum satu tablet setiap hari pada waktu yang sama untuk mengurangi kemungkinan efek samping
    • Pil KB Andalan tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit kelamin dan HIV/AIDS
    • Bila lupa minum 1 butir pil hormonal (berwarna kuning) maka harus minum 2 butir pil hormonal segera setelah Anda mengingatnya
    • Apabila lupa meminum 2 butir atau lebih pil hormonal (berwarna kuning), maka dalam 7 hari gunakan kondom apabila melakukan hubungan seksual atau hindari hubungan seksual selama 7 hari
    • Apabila lupa meminum 1 butir pil pengingat (berwarna putih) maka buang pil pengingat yang terlupakan

ORIGINAL POSTED BY : http://www.tundakehamilan.com/product_pilkb.html